KISAH AL-QUR’AN WALISONGO DIBARTER SURAU, MUSEUM HISTORY OF JAVA


Siapa yang tidak mengenal Museum History of Java? Museum yang satu ini sangatlah terkenal, terutama di kalangan masyarakat Indonesia. Tidak hanya satuan atau puluhan saja, bahkan terdapat ratusan koleksi bersejarah yang ada di museum ini.

Benda bersejarah yang dikoleksi ini, pastilah memiliki makna dan arti yang sangat penting. Tidak hanya dari nilai-nilai sejarah yang terkandung di dalamnya, melainkan juga nilai-nilai kehidupan yang patut untuk dijadikan pembelajaran.


Salah satu koleksinya yang cukup terkenal di Museum History of Java adalah Al-Qur’an yang telah ada sejak zaman Walisongo. Al-Qur’an ini merupakan salah satu dari sekian banyaknya koleksi yang memiliki nilai paling mahal. Usaha untuk mendapatkan Al-Qur’an kuno ini, dari pihak museum harus melakukan barter.

Museum History of Java, Al-Qur’an Walisongo Dibarter dengan Dua Buah Surau

Demi mendapatkan Al-Qur’an Walisongo ini, pihak museum harus menggantinya dengan membangun dua buah surau. Dimana surau pertama dibangun di kawasan Kaliurang Sleman. Sedangkan surau yang kedua dibangun di Kabupaten Gunungkidul. Perjuangan dengan membangun surau ini memberikan hasil yang manis. Pada akhirnya di museum itu setidaknya memiliki dua Al-Qur’an kuno yang masih terawat dengan baik.

Al-Qur’an Walisongo Pertama di Museum History of Java


Al-Qur’an Walisongo yang ada di Museum History of Java ini, yang pertama adalah mushaf Al-Qur’an yang telah dibuat dari kertas berbahan serbuk kayu. Al-Qur’an ini terdiri dari jilid yang lengkap, yaitu Al-Qur’an 30 juz. Al-Qur’an kuno ini diperkirakan berasal dari abad ke 16.

Al-Qur’an Walisongo Kedua di Museum History of Java




Al-Qur’an Walisongo yang kedua adalah sebuah Al-Qur’an yang dibuat dengan lembaran-lembaran kertas dari bahan merang atau bahan padi yang telah dihancurkan. Al-Qur’an Walisongo yang satu ini telah diperkirakan dibuat pada abad ke 17 atau periode kerajaan Mataram Islam.

Kedua Al-Qur’an ini ditulis dengan tinta yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Meskipun kedua Al-Qur’an ini memiliki kondisi sudah tampak lapuk, tetapi tulisannya masih sangat terlihat jelas. Al-Qur’an Walisongo ini bukanlah hanya replika semata saja, melainkan Al-Qur’an kuno yang asli.

Sangat menakjubkan bukan? Dua buah Al-Qur’an kuno peninggalan Walisongo dapat tersimpan dan terawat dengan baik di Museum History of Java. Melalui peninggalan benda bersejarah ini, kita mendapatkan banyak pembelajaran mengenai perkembangan dan kemajuan Islam, dari zaman Walisongo hingga zaman seperti sekarang ini.


Tidak hanya itu saja, usaha yang dilakukan pihak museum juga patut kita hargai dan kita beri acungan jempol. Melalui usaha yang sungguh-sungguh dan tekad yang kuat, pihak museum dapat menghadirkan Al-Qur’an kuno ini sebagai benda bersejarah yang dapat kita saksikan dan kita pelajari di Museum History of Java. Sudah selayaknya kita masyarakat Indonesia mengenal dan menggali sejarah kita sebagai guru bijak dalam kehidupan sehari-hari.



History Of Java Museum
Information & Reservation Center

W.a C.s.0857.4822.8300

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wisata Bahari Lamongan – Alamat, Harga Tiket, Jam Buka dan Wahana Permainan Terbaru

4 Wahana Baru WBL Cobain Deh 4 Wahana Baru di Wisata Bahari Lamongan ini! Dijamin Liburanmu Akan Terasa Lebih Menyenangkan!

Mengetahui Sejarah Berdirinya Museum History of Java