Museum History Of Java Sajikan Dolanan Anak Tradisional Yang Mulai Terlupakan
Zaman dulu banyak sekali dolanan anak yang populer dan hampir setiap hari dimainkan oleh anak-anak. Akan tetapi, saat ini mulai punah karena tergerus oleh zaman yang semakin modern ini. Sebab, di zaman modern ini anak-anak banyak yang lebih suka bermain gadget di dalam rumahnya. Nah, supaya tidak bermain gadget terus, anak-anak zaman sekarang bisa diperkenalkan dengan dolanan tradisional. Misalnya saja seperti dakon atau congklak.
Dakon merupakan salah satu jenis permainan tradisional yang memiliki banyak manfaat untuk anak. Maka dari itu, untuk melestarikan dolanan tradisional serta menghidupkan kembali permainan tradisional di Museum History of Java (HOJ) memperkenalkan permainan tradisional dakon dengan cara menggelar festival dakon di Museum History Of Java.
Dolanan Anak di Museum History Of Java
Festifal permainan tradisional yang digelar ini tidak hanya untuk memecahkan rekor, akan tetapi juga ditujukan untuk melestarikan permainan tradisional yang sekarang ini sudah banyak dilupakan. Padahal di dalam permainan tradisional seperti dakon ini didalamnya terdapat nilai filosofi yang baik dan luhur.
Tak hanya itu saja, dakon juga bisa mengajarkan anak yang bermain untuk jujur, sportif, dan juga ahli dalam strategi. Lain halnya dengan anak yang bermain gadget yang sifatnya justru individualis sekali. Jika anak bermain dakon, maka pemainnya harus selalu bersama-sama, bisa mengajarkan kerukunan, dan juga lebih mempererat persaudaraan.
Tak hanya belajar bilangan dan berhitung, bermain dakon juga bisa melatih ketepatan dalam mengambil langkah.
Dakon sebenarnya merupakan alat bermain yang terbuat dari kayu dengan panjang sekitar 50 cm, lebar 20 cm, dan juga dengan tebal 10 cm. Pada bagian atas kayu ini akan diberikan lubang dengan 5 cm untuk diameternya. Lalu untuk dalamnya yaitu sekitar 3 cm. Jumlah lubang dakon setidaknya ada 12 buah dan memerlukan biji dakon.
Biji dakon yang digunakan untuk permainan dapat menggunakan biji sawo kecil atau memakai batu kecil dan kelereng kecil. Dan untuk jumlah pemainnya minimal 2 orang. Saat ini permainan seperti ini sudah jarang sekali dijumpai. Bahkan banyak anak sekarang yang tidak mengetahui sama sekali jenis dolanan anak ini.
Di wilayah Jawa, khususnya Jawa Tengah, sebagian besar orang mengenal permainan dakon dengan filosofi kejujuran serta ketekunan yang begitu kental. Karena termasuk permainan tradisi, dakon saat ini mulai diperkenalkan kembali untuk anak-anak masa kini agar tidak kecanduan gadget. Nah, maka dari itulah di History Of Java Museum ini menggelar festifal dakon untuk mengenalkan tradisi lokal dolanan anak tempo dulu.
History Of Java Museum
Information & Reservation Center
W.a C.s.0857.4822.8300
Komentar
Posting Komentar